Nanofiltrasi
Oleh : Isti Nur
Hidayati
Sistem penanganan
air bersih adalah
suatu mekanisme tertentu
yang bertujuan untuk
mencapai standard yang dinginkan terhadap air baku baik secara manual
maupun otomatis di suatu tempat (treatment plant).
Dasar
perencanaan sistem water treatment ini mengacu kepada tiga hal yaitu kualitas
air baku, kualitas air produk dan
kapasitas produksi berdasarkan total beban alat plumbing yang dibutuhkan. Prinsip
dasar water treatment mengacu pada teknologi filtrasi yang terbaru. Yaitu
menggunakan teknologi filtrasi dari tingkat partikel, molekul dan ionik.
Gambar
1. Bagan filtrasi dari berbagai tingkat. Semakin ke bawah ukuran zat yang
difiltrasi semakin kecil, sampai
pada ion valensi satu.
Filtrasi Tingkat Partikel
Filtrasi
tingkat partikel adalah filtrasi paling pertama sebelum masuk ke sistem
berikutnya. Treatment ini sering juga
disebut pre-filter, dan berfungsi memperbaiki kualitas air pada sifat-sifat
fisika.
1.
Filter pasir / Sand filter
a.
Fungsi : Menghilangkan kekeruhan
(turbidity) dengan daya hingga 30 micron.
b. Kriteria
desain
i. Media : Silica Sand
ii. Ukuran : 0,8-2,36 mm 8 x 30 Mesh
1,18-2,36 mm 8 x 16 Mesh
iii. Warna : Putih
Kekeruhan
berasal dari adanya suspended solid matter dan koloid dalam air. Jika tidak ada
sistem dalam WTP maka dapat
menyumbat filter lanjutan
sehingga beban filter
lanjutan menjadi bertambah
berat, karena tidak ada pre-filter di awal sistem.
2.
Filter Karbon aktif / Activated carbon Filter
a. Menyerap bau, rasa, warna, sisa klorin
b. Kriteria desain
i. Media : Activated carbon
ii. Ukuran : 12 x 40,08 x 30 Mesh
iii.
Warna : Hitam
Karbon aktif akan mengadsorbsi
bau, rasa dan
sisa klorin. Sifat
bau yang ditimbulkan
oleh aktivitas organik juga
dapat dihilangkan dengan catatan masih dalam ambang batas air bersih (bukan air
kotor / waste water). Karbon
yang berongga, menyebabkan partikel-partikel itu
masuk dalam celah-celahnya sehingga hanya
air dan ion-ion
yang sangat renik yang
melewati filter. Bahan
media karbon biasanya berasal dari arang batok kelapa
atau batu bara.
Zat organik yang dapat diserap karbon disebut juga sebagai KMnO4 dalam analisa air. KMnO4 ini
berasal dari aktivitas mikroorganisme seperti
algae, dan jasad renik
lainnya.Aktivitas organik yang
melibatkan oksigen bersifat korosif sehingga merusak peralatan-peralatan
dari logam. Karbon aktif adalah salah satu cara untuk menanggulangi keadaan ini
selain koagulasi dengan Al2(SO4), sedimentasi dan
khlorinasi.
3.
Softener Filter
a. Menghilangkan kesadahan / kapur
b. Kriteria desain
i. Media : Resin Kation (merk Lewatit®
atau Purolite®)
ii. Service Rate : tergantung nilai zat padat terlarut
(Total Dissolve Solid / TDS)
Softener filter diharapkan mampu menghilangkan kesadahan total dalam air
yang berasal dari ion Ca2+, Mg2+, Fe3+, Fe2+,
Mn+. Kesadahan ini menyebabkan laksative (rasa mual dan mencret)
ketika dikonsumsi, kerusakan (timbul kerak / scalling) pada perlengkapan pipa
air panas dan ketel, pemborosan pemakaian sabun dan detergen serta merusak
peralatan seperti autoclave. Walaupun softener ini dapat menghilangkan ion-ion kesadahan,
tetapi tetap dimasukkan
dalam filtrasi tingkat
partikel karena menggunakan pressure filter standard, tidak
menggunakan membran.
Filtrasi Tingkat Molekul
Filtrasi tingkat molekul ini menyaring zat yang lebih kecil lagi
dibanding filter tingkat partikel biasa. Filter yang sudah umum dikenal adalah
Mikron Filter (dari ukuran 10 - 0,1 µm), sedangkan yang teknologinya berkembang
mulai tahun 2008 disebut
Ultrafiltration (dari ukuran 0,1 – 0,01 µm). Mikron filter biasanya menggunakan cartridge
/ bag filter,
sedangkan ultrafiltration menggunakan
membran UF. Mikron
filter sebenarnya dapat pula
digolongkan dalam filtrasi
ukuran partikel, jika
pori yang digunakan
dapat meloloskan molekul dan
hanya menahan partikel
saja. Filtrasi tingkat
ini sudah mulai
menggunakan membran.
Membran ialah sebuah penghalang selektif antara dua fasa. Membran
memiliki ketebalan yang berbeda-beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis
serta ada yang homogen dan ada juga ada heterogen. Ditinjau dari bahannya
membran terdiri dari
bahan alami dan
bahan sintetis. Bahan
alami adalah bahan
yang berasal dari alam misalnya pulp dan kapas, sedangkan bahan sintetis
dibuat dari bahan kimia, misalnya polimer.
Membran berfungsi memisahkan material berdasarkan ukuran dan bentuk
molekul, menahan komponen dari umpan yang mempunyai ukuran lebih besar dari
pori-pori membran dan melewatkan komponen yang mempunyai ukuran yang
lebih kecil. Larutan
yang mengandung komponen yang
tertahan disebut konsentrat dan
larutan yang mengalir
disebut permeat. Filtrasi
dengan menggunakan membran
selain berfungsi sebagai sarana pemisahan juga berfungsi sebagai sarana
pemekatan dan pemurnian dari suatu larutan yang dilewatkan pada membran
tersebut.
Mikrofiltrasi merupakan pemisahan partikel berukuran micron atau
submicron. Bentuknya lazim berupa cartridge, gunanya untuk menghilangkan
partikel dari air yang berukuran 0,04 sampai 100 mikron. Asalkan kandungan pdatan
total terlarut tidak
melebihi 100 ppm.
Filtrasi cartridge merupakan
filtrasi mutlak. Artinya
partikel padat akan tertahan, terkadang cartridge yang berbentuk silinder itu
dapat dibersihkan.
Cartridge tersebut diletakkan di dalam wadah tertentu (housing). Bahan
cartridge beraneka : katun, wool, rayon,
selulosa, fiberglass , poly
propilen , akrilik, nilon,
asbes, ester-ester selulosa,
polimer hidrokarbon terfluorinasi.
Dalam Ultrafiltrasi air baku akan ditekan (pressure) melalui pipa kapiler
(membran) dalam tabung plastik. Ukuran yang beredar di pasaran berkisar dari
0.01 – 0.05 µm (sebagai perbandingan seutas rambut manusia memiliki diameter 50
µm – berarti poros ini 5000 kali lebih kecil). Kontaminan yang melebihi ukuran poros
tersebut akan dibiarkan diluar membran dan dibuang sebagai reject water. Zat
padat terlarut, garam dan ion-ion
masih dapat melalui membran ini.
Keuntungan terbesar dari
ultrafiltrasi dibanding filtrasi biasa (mikron filter) adalah air yang dihasilkan
lebih steril.
Pori-pori membran UF sangat kecil, sehingga bakteri Service dan bahkan virus
terlalu besar untuk melewati membran ini (lihat
gambar 6). Banyaknya pori-pori dalam
sebuah modul UF ditentukan dalam tingkat aliran yang diinginkan (service flow rate).
Tergantung aplikasinya, modul UF memiliki ukuran berbeda tergantung kapasitas
filtrasinya. Sehingga kebutuhan semua WTP dapat dipenuhi. Tidak seperti mikron
filter yang bersifat disposable / habis pakai buang, sistem ultrafiltrasi dapat
di-backwash dan di-flushing agar membran kembali ke kondisi awal setelah jenuh oleh
partikel yang menyumbat pori-porinya. Air baku akan ditekan memasuki modul dari
bawah. Proses ini disebut Dead End. selama filtrasi residu akan berada tetap
dalam hollow fiber (casing membran sementara filtrat / air produk akan
dikeluarkan.
Untuk backwash (aliran
air dibalik) ada
dua macam. Yaitu
backwash awal (primary
backwash) atau dikenal dengan istilahforward flush /flushing.
Flushing
:
Membersihkan residu dalam hollow fibre
Menguras hollow fibre itu sendiri
Backwash
:
Membersihkan
pori-pori membran dengan membalik arah air dari luar ke dalam membran
Filtrasi Tingkat Ion
Filtrasi tingkat ion adalah nanofiltration dan reverse osmosis. Nanofiltrasi
sendiri jarang digunakan dalam industri
water treatment, yang
umum adalah reverse
osmosis. Mungkin karena
nanofilter tidak maksimal dalam penyaringan karena berukuran
0,01µ – 0,001µ sedangkan RO memiliki ukuran pori-pori yang lebih kecil yaitu
0,001µ – 0,0001µ atau sampai sepersepuluh ribu mikron.
Reverse Osmosis Sistem adalah sistem penyaringan air baku melalui membran
TFC (Thin Film Composite). Dengan
tekanan tinggi, sehingga
menghasilkan air yang murni. Membran tersebut
menyaring zat-zat Kimia (organik
& anorganik), garam, serta ion-ion yang terlarut dalam air. Sistem RO ini
hanya dapat bekerja dengan baik apabila air baku yang dikelola jernih dan tidak
banyak mengandung padatan
terlarut. Apabila air
terdapat banyak padatan
terlarut maka membran mudah mengalami penyumbatan (fouling),
dan pengerakan (scalling). Untuk menghindari terjadinya penyumbatan dan
pengerakan maka diperlukan pengolahan awal ataupre-treatment. Sistem yang baik
akan dilengkapi dengan sistem antiscalant dan anti fouling. Dalam sistem RO biasanya
disertai pemasangan filtrasi tingkat partikel berupa cartridge filter berukuran
5 – 10µm dengan harapan kerja membran menjadi lebih ringan. Adapun prosesnya
mirip dengan proses ultrafiltrasi, hanya saja tekanan yang digunakan lebih
tinggi dan pori-pori membrannya lebih kecil.
Meskipun
nanofiltrasi belum dapat mengolah mineral terlarut, warna dan salinasi air,
sehingga air hasil olahan (permeate) masih mungkin mengandung ion monovalen dan
larutan dengan pencemar yang memiliki berat molekul rendah seperti alkohol. Namun
nanofiltrasi sering diaplikasikan dan dimodifikasi untuk industri pengolahan
lainnya karena sangat terjangkau dan ekonomis. Berikut pengertian nanofiltrasi,
prinsip kerja, dan aplikasinya.
Pengertian
Nanofiltrasi
adalah proses filtrasi membran yang relatif baru yang sering digunakan pada air
yang mengandung total padatan terlarut rendah seperti air permukaan dan air
tanah yang segar, bertujuan untuk pelunakan (penghilangan kation polivalen) dan
penghilangan disinfeksi oleh produk prekursor seperti bahan organik alami dan
bahan organik sintetik. Nanofiltrasi
juga
semakin
banyak digunakan dalam
aplikasi
pengolah
makanan seperti
susu,
untuk konsentrasi
simultan dan
parsial
(ion
monovalen)
demineralisasi.
Prinsip
Nanofiltrasi
(NF) adalah lintas aliran teknologi filtrasi yang berkisar antara ultrafiltrasi
(UF) dan reverse osmosis (RO). Ukuran pori membran biasanya sekitar 1
nanometer. Membran Nanofilter biasanya diukur dari berat molekul cut-off (MWCO)
daripada ukuran pori nominal. MWCO ini biasanya kurang dari 1000 unit massa
atom (dalton). Tekanan transmembran (penurunan tekanan di seluruh membran) yang
diperlukan lebih rendah (sampai dengan 3 Mpa) daripada yang digunakan pada RO,
mengurangi biaya operasional secara signifikan. Namun, membran NF masih
tergantung pada skala dan pengotor, dan sering mengubah seperti anti-scalant
yang diperlukan untuk digunakan.
Metode
mekanik atau kimia dapat digunakan untuk
efektivitas teknik filtrasi. Satu kelas teknik filtrasi didasarkan pada
penggunaan membran dengan ukuran lubang yang sesuai, dimana cairan ditekan
melalui membran. Membran nanoporous yang cocok untuk filtrasi mekanis dengan
pori-pori sangat kecil lebih kecil dari 10 nm (inilah yang mendasari pemberian
nama nanofiltrasi) dan dapat terdiri dari nanotube. Nanofiltrasi terutama
digunakan untuk menghilangkan ion atau pemisahan cairan yang berbeda. Pada
skala yang lebih besar, teknik filtrasi membran bernama ultrafiltrasi, yang
bekerja antara 10nm dan 100 nm. Salah satu bidang penting dari aplikasi untuk
ultrafiltrasi adalah tujuan medis seperti dapat ditemukan dalam dialisis ginjal.
Nanopartikel
magnetik
dapat memberikan suatu
metode yang efektif
dan dapat diandalkan
untuk menghilangkan kontaminan
logam berat
dari air
limbah
dengan memanfaatkan
teknik
pemisahan magnetik.
Menggunakan
partikel
nano
meningkatkan
efisiensi
untuk
menyerap
kontaminan
dan
relatif
murah dibandingkan dengan
metode
presipitasi dan penyaringan
tradisional.
Beberapa
perangkat pengolahan air
menggabungkan nanoteknologi
sudah ada
di pasar,
dengan pengembangan yang lebih luas.
Rendahnya biaya
pemisahan
membran
berstruktur nano
metode telah
terbukti efektif
dalam memproduksi
air minum
dalam sebuah studi
baru-baru ini.
Pemurnian air aplikasi
Di
banyak negara
berkembang, air
minum bersih
sulit
didapat,
dan nanoteknologi
menyediakan
satu solusi.
Sementara
nanofiltrasi
digunakan
untuk menghilangkan
kontaminan
dari sumber
air,
juga sering digunakan untuk
desalinasi.
Dalam
sebuah penelitian
di Afrika Selatan,
tes dijalankan
menggunakan
nanofiltrasi
polimer
dalam hubungannya
dengan
proses
reverse osmosis
untuk mengolah
air tanah
payau.
Tes ini
menghasilkan
air minum,
tetapi sebagai
harapan peneliti,
reverse osmosis
menghilangkan
sebagian
besar
zat terlarut.
Ini
menyebabkan
kekosongan
air dari
setiap
nutrisi penting
(ion kalsium,
magnesium,
dll),
menempatkan
tingkat gizi
di bawah
dari
standar
Organisasi
Kesehatan Dunia
yang diperlukan.
Proses
ini mungkin
sedikit terlalu banyak
untuk produksi
air minum,
sebagai peneliti
harus mengembalikan
dan menambahkan
nutrisi
untuk membawa
tingkat
terlarut ke
tingkat standar
untuk konsumsi
air minum.
Menyediakan
metode
nanofiltrasi
ke negara-negara
berkembang,
untuk meningkatkan pasokan
air bersih
mereka,
adalah metode yang sangat
murah dibandingkan dengan
sistem
pengolahan konvensional.
Namun,
masih ada
isu-isu
tentang bagaimana
negara-negara
berkembang
akan dapat
menggabungkan teknologi baru
ke dalam perekonomian
mereka tanpa
menciptakan
ketergantungan pada
bantuan asing.
Daftar Pustaka :
Raymond D.
Letterman (ed.)(1999). "Water Quality and Treatment." 5th Ed. (New
York: American Water Works Association and McGraw-Hill.) ISBN
0-07-001659-3.
Hillie,
Thembela; Hlophe, Mbhuti (2007). "Nanotechnology and the challenge of
clean water". Nature Nanotechnology 2
(11): 663–664. doi:10.1038/nnano.2007.350. PMID 18654395.
Prüss-Üstün,
Annette; Bos, Robert; Gore, Fiona; Bartram, Jamie. Safer
water, better health. WHO, 2008
From Wikipedia, the free encyclopedia
Dirapikan neng. Tambahkan tautan (link), tabel yang sesuai, juga video
ReplyDelete