PEMISAHAN DENGAN MEMBRAN
Oleh : Listyorini
A.
Pendahuluan
Teknologi membran
telah tumbuh dan berkembang secara dinamis sejak pertama kali dikomersilkan
Sartorius-Werke di Jerman pada tahun 1927, khususnya untuk membran
mikrofiltrasi. Pengembangan dan aplikasi teknologi ini semakin beragam dan
penemuan-penemuan baru pun semakin banyak dipublikasikan. Teknologi membran
pada akhirnya menjadi salah satu teknologi alternatif yang paling kompetitif
saat ini dan telah memberikan beragam solusi bagi umat manusia dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari.
Proses mikrofiltrasi
merupakan salah satu proses berbasis membran yang berkembang sangat pesat di
awal perkembangan teknologi membran. Pertumbuhan dan perkembangannya pada
tahun-tahun terakhir hanya mampu disaingi oleh reverse osmosis, akibat adanya
permintaan yang sangat besar terutama untuk aplikasi proses desalinasi.
Secara umum. mikro
filtrasi diaplikasikan dalam proses pemisahan unsur-unsur partikulat dari
larutannya. Aplikasi proses mikrofiltrasi diantaranya adalah untuk proses
sterilisasi obat-obatan dan produksi minuman, klarifikasi ekstrak juice, pemrosesan air ultramurni pada
industri semi konduktor, metal recovery, dan sebagainya.
B.
Membran Mikro Filtrasi
Proses mikrofiltrasi
merupakan proses pemisahan unsur-unsur
partikulat dari dalam larutannya. Proses ini berlangsung dan difasilitasi oleh
membran mikrofiltrasi. Membran mikrofiltrasi dapat memiliki baik struktur simetrik
maupun asimetrik, dengan rentang ukuran diameter pori antara 0,02-10 µm,
sehingga akan sangat efektif daam pemusahan baik padatan tersuspensi maupun
emulasi. Penggolongan proses-proses
membran pada saat ini sangat luas. Gambar 1 memperlihatkan rentang proses yang
digunakan, dan memperlihatkan ukuran partikel yang biasa dipisahkan oleh
membran dan driving force yang
digunakan.
Membran
mikrofiltrasi dapat dibedakan dari membran
reverse osmosis dan ultrafiltrasi
berdasarkan ukuran partikel yang dapat dipisahkannya, seperti tersaji pada gambar 2. Pada membran
mikrofiltrasi, garam tidak dapat direjeksi membran. Proses filtrasi dapat
dilaksanakan pada tekanan relatif rendah yaitu di bawah 2 bar. Membran
mikrofiltrasi dapat dibuat dari berbagai macam material baik organik maupun
anorganik. Membran anorganik banyak digunakan untuk membuat membran
mikrofiltrasi antara lain sintering,
track etching, stretching, dan inversi
fasa. Tabel 1 menyajikan pengaruh metoda preparasi terhadap porositas dan
distribusi ukuran pori.
Tabel 1 Porositas
dan distribusi ukuran pori membran
Proses
|
porositas
|
Distribusi ukuran pori
|
||
Sintering
Stretching
Track-etching
Phase inversion
|
rendah/sedang
sedang/tinggi
rendah
tinggi
|
sempit/luas
sempit/luas
sempit
sempit/luas
|
Membaran mikrofiltrasi memiliki ukuran pori antara 0,02
sampai 10 µm dan tebal antara 10 sampai 150 µm. Mikrofiltrasi digunakan pada
berbagai macam aplikasi di industri, terutama untuk pemisahan partikel
berukuran lebih dari 0,1 µm dari larutannya.Membran ini dapat menahan koloid,
mikroorganisme, dan padatan tersuspensi. Mikrofiltrasi juga dapat menahan
bahan-bahan yang ukurannya lebih kecil daripada ratarata ukuran pori karena
penahan adsorptif. Salah satu aplikasi utamanya di industri adalah sterilisasi
dan klarifikasi pada industri makanan
dan obat-obatan, pemanenan sel, klarifikasi juice, recovery logam dalam bentuk
kolid, pengolahan limbah cair, fermentasi kontinue, ataupun pemisahan emulsi
minyak-air. Mikrofiltrasi juga dapat digunakan untuk memisahkan partikel selama
proses pembuatan air ultramurni pada industri semi konduktor. Aplikasi terbaru
adalah di bidang bioteknologi, yaitu pengambilan sel dan bioreaktor membran,
serta teknologi biomedik yaitu pemisahan plasma dari sel darah.
Membran mikrofiltrasi biasanya beroperasi pada tekanan
0,5-5 atmosfer, dan membran yang digunakan pada umumnya berstruktur simetrik.
C.
Proses Perpindahan pada Membran Mikrofiltrasi
Proses mikrofiltrasi menggunakan membran berpori. Membran
ini terdiri dari matriks polimer dimana terdapat pori yang berukuran 0,02 µm
sampai 10 µm. Membran memiliki berbagai macam geometri pori. Pada gambar 3
disajikan beberapa karakteristik struktur yang ada. Membran ultrafiltrasi
umumnya mempunyai struktur asimetrik dan tahanan perpinsahan ditentukan oleh
lapisan atas yang berpori, sedangkan membran mikrofiltrasi mempunyai dtruktur
seperti gambar 3 dimana tahanan perpindahan
ditentukan oleh ketebalan membran keseluruhan.
Gambar 2 Proses pada
membran (mikro/ultrafiltrasi dan reverse osmosis)
Perbedaan geometeri
pori akan mengakibatkan penggunaan model yang berbeda untuk menggambarkan
proses perpindahan yang terjadi. Model perpindahan bermanfaat dalam penentuan
parameter struktur dan bagaimana parameter spesifik tersebut dapat divariasikan
sehingga kinerja membran dapat meningkat.
Fluks volume yang melalui membran dapat
diprediksi menggunakan persamaan Hagen-Poisseuille dengan mengasumsikan bahwa
pori-pori membran berbentuk silinder, memiliki jari-jari yang sama, dan panjang
pori yang sama dengan tebal membran.
Persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
Persamaan ini memperlihatkan bahwa fluks sebanding dengan
beda tekan (∆P) sepanjang membran yang memiliki ketebalan (∆x) dan berbanding
terbalik dengan viskositas η. ε adalah porositas permukaan dan τ adalah tortuosity.
Gambar 3 Karakteristik geometri membran pada membran
berpori
Persamaan Hagen-Poiseuille memperlihatkan dengan jelas
pengaruh struktur membran terhadap proses perpindahan. Untuk membran dengan
struktur pori berbentuk bola terjejal rapat, persamaan Kozeny-Carman dapat
digunakan untuk memprediksi besarnya fluks. Persamaan Kozeny-Carman adalah
sebagai berikut:
dimana ε adalah
fraksi volume pori, S adalah luas permukaan internal dan K adalah konstanta
Kozeny Carman yang bergantung pada bentuk pori dan τ tortuosity. Membran
inversi fasa biasanya memiliki struktur sponse. Fluks pada membran ini dapat
diprediksi menggunakan persamaan Hagen-Poiseuille atau Kozeny Carman, walaupun
morfologi membran berbeda. Untuk penjelasan lebih detail, dapat merujuk pada
beberapa literatur tentang membran.
D.
Rancangan Percobaan
Alat :
2. Pompa peristaltik
3. Gelas kimia berjaket
4. Pressure gauge
5. Gelas kimia
6. Labu erlenmeyer 500 mL
7. pH meter
8. bak sirkulasi
Bahan/ Zat Kimia
1. BSA (protein)
2. NaHPO4
3. Na2 PO4
4. H2 SO4
5. NaOH
Prosedur pengoperasian membran ( pencucian membran )
1.
pastikan tangki
berisi cairan untuk mencucian
2.
siapkan tempat
penampung permeat dan retentat, serta alat pendukung lainnya
3. pastikan
regulator valve 1 dan 3 terbuka, sedangkan regulator valve
2 dan 4 tertutup seluruhnya, sebelum pompa dinyalakan
4.
tekan tombol on-off
pompa dan pastikan pada kondisi pompa on
5. atur laju alir umpan
dengan cara memutar tombol speed control imulasikan pencucian mulai dari
flowrate rendah sampai flowrate paling tinggi
6. setelah beberapa
menit, secara perlahan-lahan mulai tutup regulator valve 1 dan buka regulator
valve 2. Regulator valve 4 tetap ditutup dan regulator valve 3 tetap dibuka
penuh. Prosedur ini merupakan prosedur pencucian dari sisi permeat
7. lakukan pencucian
selama beberapa menit dan hentikan setelah hasil pencucian sudah benar-benar
bersih
8. apabila pencucian telah
selesai dilakukan, pastikan membran
hollow fiber pada modul membran
senantiasa terendam air murni.
E. Gambar Membran Filtration
Gambar a. rospiral wound3
Gambar c. mikrofiltration
Contoh Video :
F.
Daftar Pustaka
1. Mulder, M., Basic
Principles of Membrane Technology, Kluwer Academic Publisher, Dordrecht, 1996
2.
Johnson, A.S., and
Tragardh, G., Fundamental Principles of Ultrafiltration, Chem. Eng. Process., 27,1990, pp. 67-68
3.
Cherryan, M.,
Ultrafiltration Handbook, Technomic Publ. Co., 1986, pp. 144-166
4. Wenten, I.G.,
Mechanism and Control of Fouling in
Crossflow Microfiltration, J. Filtration
and Separation, Elsevier, 1995, pp. 252-253
Sumber
rapikan. lengkapi dengan gambar, tabel, animasi, video, dan link yang relevan.
ReplyDelete