PROSES PEMURNIAN AIR DENGAN MODIFIKASI
FILTRASI KITOSAN
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting
dalam kehidupan sehari–hari. Air digunakan untuk berbagai kegiatan seperti
kegiatan dalam rumah tangga, pertanian, perikanan, pertenakan, industri, pertambangan,
rekreasi, olah raga dan sebagainya. Air bersih yang siap dikonsumsi harus
dilakukan beberapa pengujian mengenai syarat baku mutu air. Tetapi didalam
penelitian hanya dilakukan beberapa pengujian syarat baku mutu air diantaranya
adalah konsentrasi besi, total kolifonn, total padatan tersuspensi, pH dan
kekeruhan. Telah banyak teknologi terapan yang diciptakan para ahli untuk
mengatasi permasalahan pencemaran air, salah satunya adalah dengan penggunaan
kitosan untuk mengatasi pencemaran air.
Kitosan
adalah hasil proses deasetilasi dari senyawa kitin yang banyak terdapat dalam
kulit luar hewan golongan Crustaceae seperti udang dan kepiting. Bila
dikonsumsi di dalam tubuh manusia Kitosan bisa berfungsi menyerap lemak.
Kemampuan Kitosan untuk menyerap lemak tergantung pada derajat deasetilasinya. Kitosan
tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan industri salah satunya adalah
untuk mendapatkan air bersih yang siap dikonsumsi. Kitosan yang dihasilkan setelah proses deasetilasi
dengan menggunakan larutan basa memiliki derajat deasetilasi yang berbeda-beda
tergantung dari banyaknya gugus asetil yang terbuang. Standar mutu kitosan yang
dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1. Standar mutu kitosan (Protan Laboratories Inc)
Sifat
|
Parameter
|
Ukuran
Partikel
Kadar air (%
berat kering)
Kadar abu (%
berat kering)
Derajat
deasetilasi
Warna larutan
Viskositas
Rendah
Medium
Tinggi
Ekstra Tinggi
|
Butiran/bubuk
≤
10%
≤
2 %
≥
70%
Jernih
<
200
200-799
800-2000
>2000
|
Dalam penelitian salah satu mahasiswa bernama Dery
Firdaus Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Bogor ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kitosan dalam
menurunkan jumlah bakteri koliform dan konsentrasi besi di dalam air sumur serta
pemanfaatannya dalam proses pemurnian air sumur.
Penelitian Proses Pemurnian Air dengan Modifikasi
Filtrasi Kitosan dibagi menjadi 2 tahap yaitu penelitian pendahuluan dan
penelitian utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menjernihkan air sumur
dengan perlakuan penambahan kitosan 1 ppm (Al),
5 ppm (A2), dan 10 ppm (A3) serta tanpa kitosan sebagai kontrol (A4).
Volume air sumur yang akan dijernihkan sebanyak 1 liter dengan lama pengadukan
1 menit. Air tersebut selanjutnya didiamkan selama 12 jam. Kemudian dilakukan
pengujian TPC dan konsentrasi besi sampai didapatkan hasil terbaik yaitu
penurunan jumlah bakteri dan konsentrasi besi yang paling signifikan dalam
sampel air. Kemudian sampel yang menunjukan penurunan junlah bakteri dan
konsentrasi besi yang paling signifikan dari penelitian pendahuluan digunakan
dalam penelitian utama.
Pada penelitian utama dilakukan proses penyaringan
air dengan menggunakan kitosan serbuk sebagai filter. Air yang digunakan dalam
penelitian utama adalah hasil terbaik dari penelitian pendahuluan. Filter yang
digunakan berupa kolom yang berisi kitosan : 0 g, 5 g, 10 g, dan 15 g dengan
panjang kolom masing-masing 15 cm (filter kitosan 5 g), 30 cm (filter kitosan
10 g) dan 35 cm (filter kitosan 15 g) Setiap percobaan diulang sebanyak 2 kali.
Alat yang digunakan sebagai tempat untuk menyusun serbuk kitosan yaitu berupa
selang air dengan diameter 1,7 cm. Air yang telah disaring menggunakan filter
kitosan kemudian diuji kualitasnya, meliputi pH, total koliform, kekeruhan, TSS
( Total Suspended Solids), konsentrasi besi serta penghitungan TPC.
Proses Penelitian Pemurnian Air
dengan Modifikasi Filtrasi Kitosan
1.
Proses
Penjernihan Air Sumur
Alat : 1. Tabung erlenmeyer
2. Pengaduk
3. Botol kaca 300 ml
4. Timbangan digital
5. Beaker glass
6. Aluminium foil
Bahan : 1. Air sumur
2. Lamtan kitosan yang
berasal dari limbah kulit udang.
Langkah
Kerja : 1. Kitosan dilarutkan dengan asam asetat 1 % (Larutan
kitosan)
2. Menambahkan larutan
kitosan ke dalam air sumur dan dilakukan pengadukan secara konstan
3. Setelah diaduk, air
sumur tersebut didiamkan sampai terjadi proses flokulasi dan koagulasi,
sehingga didapat air yang jernih.
4. Setelah zat pengotor
yang terdapat di dalam air sumur tersebut mengendap, maka air sumur yang sudah
jernih dipisahkan dari endapan zat pengotor untuk dilakukan proses penyaringan
dengan menggunakan filter kitosan.
5. Air yang sudah jernih
tersebut kemudian dilakukan pengujian TPC dan konsentrasi besi sampai
didapatkan hasil terbaik yaitu jumlah bakteri dan konsentrasi besi terendah.
2.
Proses
Penyaringan Air
Alat : 1. Botol air mineral
2. Tabung elenmeyer
3. Aluminium foil
4. Selang air
5. Seperangkat alat untuk analisis kualitas air
6. Ph Meter
7. Atomic
Absorption Spectroscopy ( AAS )
8. Alat Turbidimeter
Bahan : 1. Asam Asetat (CH3COOH)
2. Serbuk Kitosan
3. Glass Woll.
Langkah
Kerja : 1. Air hasil penjernihan dengan menggunakan
konsentrasi larutan kitosan terbaik dialirkan ke dalam kolom yang sudah berisi
kitosan serbuk 5, 10 dan 15
gram blv.
2. Kemudian filtrat air yang keluar dari kolom
kitosan tersebut ditampung dalam tabung erlenmeyer dan dilakukan beberapa
pengujian kualitas air yaitu pH, total bakteri koliform, kekeruhan, TPC, TSS (
Total Suspended Solids), dan konsentrasi besi.
Skema
Proses Penyaringan
Gambar 1. Skema Proses penyaringan air
Desain alat penyaringan ini terdiri dari selang air
yang berdiameter 1,7 cm dengan panjang 40 cm. Kemudian pada bagian bawah selang
air tersebut disumbat oleh glass woll. Serbuk kitosan yang akan
digunakan sebagai filter air dimasukan ke dalam selang air sesuai dengan
kebutuhan. Berikut ini merupakan desain alat yang digunakan dalam proses
penyaringan air sumur dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Desain Alat Penyaringan air
Pada penelitian pendahuluan dilakukan proses
penjernihan air sumur yang menerapkan prinsip koagulasi. Penggunaan lamtan
kitosan sebagai absorben, diutamakan untuk mengikat kotoran, bakteri serta
konsentrasi besi yang terdapat di dalam air sumur. Larutan kitosan 1 ppm
merupakan perlakuan optimum yang dapat untuk menurunkan jumlah bakteri dm1
konsentrasi besi air sumur. Air sumur yang dijernihkan dengan penambahan
larutan kitosan 1 ppm mempunyai nilai TPC sebesar 5,6 x lo3 cfu/ml dan
konsentrasi besi sebesar 0,08 mfl.
Kemampuan kitosan sebagai filter dalam upaya
pemurnian air sangat efektif. Hal ini terlihat dari hasil penelitian Dery
Firdaus yang beberapa parameter kualitas air minum seperti besi terlarut,
kekeruhan, pH, dan bakteri koliform yang memenuhi kriteria sebagai air minum.
Tetapi untuk parameter kimia TSS tidak memenuhi kriteria sebagai air minum
karena nilainya masih tinggi yaitu 22,5 mg/l.
Filter
kitosan yang efektif untuk menghasilkan air minum yang sesuai dengan
persyaratan Menteri Kesehatan tahun 2002 adalah sebesar 15 gram, kecuali untuk
parameter TSS. Kandungan TSS dalam air sumur dengan perlakuan filter kitosan
ternyata masih cukup tinggi (22,5 infl), belum memenuhi standar air minum yang
dipersyaratkan yaitu sebesar 0 mg/l.
Kemampuan
filter kitosan dalam menurunkan jumlah bakteri koliform dan konsentrasi besi di
dalam air sangat balk. Hal ini terlihat dari nilai total bakteri koliform yang
bemilai no1 dan nilai konsentrasi besi < 0,016 mg/l.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
mencari metode yang mampu menurunkan nilai TSS sehingga dihasilkan air yang
memenuhi standar air minum. Untuk menurunkan nilai TSS perlu dibuat desain
filter yang tinggi tapi ramping agar aliran air yang melewati kolom lebih
lambat sehingga waktu kontak antara air dengan kitosan lebih lama.
Perlu
dilakukan penelitian untuk membandingkan efektivitas penggunaan filter kitosan
dengan filter air yang sudah ada. Disamping itu perlu juga dilakukan analisis
parameter kualitas air minurn lainnya, antara lain kandungan air raksa, timbal,
nilai BOD, nilai COD, klorin bebas, oksigen
terlarut, mangan, arsen, belerang serta fecal coli.
Untuk mengurangi kontaminasi bakteri, sebaiknya
kolom kitosan hams disterilkan terlebih dahulu. Selain itu disarankan agar
digunakan kran pada alat penyaringan untuk mengatur kecepatan aliran air agar
hasil filtrasi menjadi lebih optimal.
Daftar
Pustaka
Dery Firdaus. Proses Pemurnian Air Dengan Modifikasi Filtrasi Kitosan, Tesis
Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut
Pertanian Bogor 2008.
Hargono, Abdullah dan Indro Sumantri. Pembuatan Kitosan Dari
Limbah Cangkang Udang Serta Aplikasinya Dalam Mereduksi Kolesterol Lemak
Kambing, Tesis Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik UNDIP Semarang, 2008.
Dirapikan. Cantumkan daftar pustaka dari buku yang dibaca sendiri, dari web yang merupakan sumber primer, dan tambahkan video dan tambahkan pula tautan. Hasil penelitian atau laporan hanya boleh diambil bagian kesimpulannya atau abstrak hasilnya. Kemudian cantumkan penelitinya.
ReplyDeleteDirapikan. Cantumkan daftar pustaka dari buku yang dibaca sendiri, dari web yang merupakan sumber primer, dan tambahkan video dan tambahkan pula tautan. Hasil penelitian atau laporan hanya boleh diambil bagian kesimpulannya atau abstrak hasilnya. Kemudian cantumkan penelitinya.
ReplyDelete