TEKNIK PERAKITAN UNIT
FILTRASI MEMBRAN DAN PENGUJIAN KINERJANYA PADA PRODUK
Oleh : Herlina
Gettri Setyawati / 12907
Teknologi membran
untuk filtrasi berkembang cepat sejak dikomersialisasikan oleh Sartorius-Werk
di Jerman pada 1927. Pengembangan dan aplikasi teknologi ini semakin beragam
dan menjadi salah satu teknologi alternatif yang baik dalam proses filtrasi
beberapa produk olahan pertanian. Aplikasi membran telah digunakan antara lain
pada proses desalinasi, pemekatan susu, penjernihan jus buah, dan hemodialisis.
Beberapa penelitian aplikasi membran telah dilakukan di Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Pasca panen Pertanian (BB Pascapanen), Bogor, untuk
menjernihkan minyak kelapa murni (VCO) dan larutan isotonic air kelapa (Syah et
al. 2006), minyak jarak (Sumangat et al. 2007), mengurangi rasa
pahit pada jus jeruk (Setyadjit et al. 2007), memekatkan jus jambu biji
(Setyadjit et al. 2008), dan menjernihkan jus rambutan (Setyadjit 2009)
dengan menggunakan unit filtrasi membran yang dirakit sendiri. Filtrasi dengan
membran dapat memisahkan makromolekul dan koloid dari larutannya. Serat membran
mempunyai diameter pori yang berbeda. Berdasarkan ukuran pori, membran filtrasi
dibagi menjadi membran mikrofiltrasi (MF), yang mempunyai diameter pori 0,1 μm,
membrane ultrafiltrasi (UF) dengan pori 0,001μm, dan reverse osmosis (RO)
dengan pori 0,0001 μm.
Bentuk modul membran
digolongkan dalam beberapa tipe, seperti modul tubulaer (silinder padat),
spiral, pelat datar, dan hollow fiber (silinder berlubang di tengah).
Modul tipe hollow fiber dan kapiler merupakan jenis yang umum digunakan.
Jenis ini mempuyai kerapatan 10.000-30.000 serat kapiler yang tersusun dalam
bundel silindris, di mana satu bundel terdiri atas sekitar 4.000 serat.
Diameter serat 1-2 mm dan ketebalan dinding 50 μm (GDP Filter 2006). Percobaan
bertujuan merakit unit filtrasi membran dan mengujinya untuk filtrasi jus jeruk
siam dan produk olahan lainnya.
1.
BAHAN DAN METODE
Percobaan
dilaksanakan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
(BB Pascapanen), Bogor, selama empat tahun (2006-2009). Bahan dan alat yang digunakan
untuk merakit unit filtrasi membran adalah klep/ katup ¼ inci, pipa poliuretan
diameter 6 mm, sokdrat ¼ inci, nipel slang ¼ inci, pengukur tekanan (pressure
gauge) 1-15 Bar, T-drat ¼ inci, knee-drat ¼ inci, klem 200 mm x 5 mm, pelat
akrilik tebal 6 mm, stahl stainless steel 2 cm x 4 cm, dan bahan pembuat
jus, yaitu jeruk siam dan jambu biji merah. Alat yang sangat penting dalam
percobaan ini adalah pompa diafragma 24 volt 124 psi dan silinder modul membrane
tipe hollow fiber dari bahan polisulfon dengan dimensi panjang (p) x
diameter (d) sebagai berikut: (a) mikrofiltrasi 50 cm (p) x 2 inci (d);
ultrafiltrasi 60 cm (p) x 2 inci (d), dan reverse osmosis 30 cm (p) x 2
inci (d). Perlakuan yang dicoba di antaranya adalah pengujian kinerja terhadap
jus jeruk. Percobaan dimulai dengan merencanakan sistem alur proses yang akan
digunakan untuk merakit unit membran. Sistem alur proses direncanakan bersama
oleh peneliti dan teknisi. Pada tahap awal, dilakukan pembuatan gambar secara skematis,
dilanjutkan dengan penyiapan bahan dan alat yang diperlukan, penyediaan bahan
dan alat, dan perakitan unit membran filtrasi. Pada tahap terakhir dilakukan
uji fungsional dan uji kinerja.
2.
PERAKITAN UNIT MEMBRAN
Perakitan unit membran
didasarkan pada tahapan proses penggunaan membran, yang meliputi proses
filtrasi dan pencucian. Pencucian bertujuan membersihkan modul membran setelah
proses filtrasi selesai. Pada proses filtrasi (Gambar 1a), umpan (bahan cairan
yang akan difiltrasi) dialirkan dari wadah penampungan ke membran dengan
menggunakan pompa. Cairan akan bergerak dan difiltrasi dalam membrane dan
keluar pada ujung modul membran sampai semua bahan yang difiltrasi habis. Pada
sisi modul terdapat dua saluran pengeluaran hasil filtrasi. Pada proses
pencucian, arah aliran dimulai dari tangki hasil yang diisi air bersih.
Pencucian dilakukan berulang sampai hasil cucian jernih (Gambar 1b).
Perakitan proses filtrasi dimulai dengan memasang nipel dan
slang pada sokdrat. Pipa dari pompa disambungkan ke katup dan T-nipel pada salah satu ujung modul membran. Pada
bagian ujung modul membran yang menjadi tempat pengeluaran bahan dipasang
pengukur tekanan dan katup. Pada tahap berikutnya, pipa pada pompa
disambungkan ke katup dan nipel pada salah satu ujung modul membran. Pada
bagian ujung modul membran yang menjadi tempat pengeluaran bahan dipasang
pengukur tekanan dan katup. Selanjutnya, pipa dikembalikan ke tempat
penampungan bahan. Komponen rangkaian membran yang digunakan pada pengujian
filtrasi jus jeruk siam dapat dilihat pada Gambar 2.
Alur proses pencucian
dimulai dari sisi modul membran, dipasang pipa yang bertemu pada T-drat. Dengan
demikian, pipa pengeluaran hanya satu dan dipasang katup. Dari Tnipel dipasang
pipa yang berhubungan dengan pipa umpan dari wadah penampungan bahan (Gambar 3
dan 4).
3.
CARA KERJA MEMBRAN
Pada perakitan unit filtrasi membran, modul yang digunakanadalah
tipe hollow fiber yang mempunyai sistem cross flow dimana aliran
bahan berjalan searah dalam serat membrane dengan memberi tekanan pada katup
pengeluaran. Aliran bahan akan menekan dinding pori kapiler yang mempunyai diameter
pori 10.000-30.000 Dalton (Walas 1988).
Modul membran yang
dirakit mempunyai molecular weight cut-off (MWCO) 20.000 Dalton sehingga
bahan yang mempunyai berat molekul di bawah 20.000 Dalton akan menembus
dinding kapiler, sedangkan bahan yang tidak tersaring akan bergerak searah
serat kapiler dan keluar dari ujung modul membran. Hasil pemisahan akan
terkumpul dan
keluar pada saluran pengeluaran pada sisi modul membran. Kapasitas
pemisahan ditentukan oleh besar kecilnya tekanan, yang dapat dipantau dengan
pengukur tekanan dengan cara mengatur katup. Tekanan yang digunakan 1 bar.
Karena menggunakan membran buatan GDP Filter Co, tekanan yang dianjurkan
maksimum 2 bar. Semakin tertutup katupnya, kapasitas pemisahan atau hasil
semakin banyak. Proses pencucian membran dilakukan dengan mengalirkan air
sebagai umpan melalui pipa pengeluaran bahan (Gambar 1b). Katup pengeluaran
hasil (V4) dan pemasukan bahan (V1) ditutup. Katup pengeluaran bahan pada ujung
modul sebelah kanan (V3) dan kiri (V2) dibuka. Dengan demikian, air akan
mengalir masuk melalui sisi modul ke dalam ruang membran dan menembus dinding
kapiler, bergerak ke arah kiri dan kanan dalam pipa kapiler. Aliran air akan
membawa partikel yang menempel pada permukaan dinding dalam kapiler keluar dari
modul membran sehingga modul bersih kembali.
DAFTAR PUSTAKA
GDP Filter. 2006.
Ultrafiltration Lab Scale Type Module S-1510. GDP Filter.Co., Bandung
Risfaheri, T. Hidayat, S. Yuliani, Ma’mun, R.B. Djajasukmana, A.
Suparman, Tritianingsih, dan A. Gani. 2001. Rekayasa Teknologi Membran Filtrasi
untuk Meningkatkan Mutu Minyak Atsiri Rakyat. Laporan Akhir, Balai Penelitian Tanaman
Rempah dan Obat, Bogor.
Setyadjit, S. Prabawati, E. Sukesih, Suyanti, A.N.A. Syah, E.
Savitri, T.H. Kusdinar, Tisnawati, dan Siswadi. 2007. Penanganan Pengolahan
Jeruk Mendukung Program Pengembangan Jeruk di Kalimantan Barat. Laporan Akhir.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor.
Setyadjit, D. Sumangat, E. Sukesih, dan T. Haryati. 2008.
Inovasi Teknologi Produksi Konsentrat Jambu Biji Merah dengan Teknologi Membran
untuk Pengembangan Agroindustri Pedesaan. Laporan Akhir. Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor.
Setyadjit, D. Sumangat, T. Haryati, W. Haliza, dan A. Suryani. 2009.
Pengaruh Ph dan Suhu pada Penyimpanan Sari-Kristal Buah Rambutan. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor.
Sumangat, D., S. Yuliani, N. Harimurti, M. Hadipermata, A.N.A. Syah,
Sunarmani, R.B. Djajasukmana, dan G. Adom. 2007. Pemanfaatan Minyak Jarak Pagar
sebagai Bahan Bakar Pengganti Minyak Tanah. Laporan Akhir. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor.
Syah, A.N.A., D. Sumangat, Risfaheri, D. Kun Tanti, L. Sukarno, S.I.
Kailaku, I. Mulyawanti, N. Setyawan, H. Pramudji, R.U. Budirahardjo,
Wahyudiono, G. Adom, dan R.B. Djajasukmana. 2006. Penelitian dan Pengembangan Minyak
Kelapa Murni dan Produk Hilirnya. Laporan Akhir. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian, Bogor.
Walas, S.M. 1988. Chemical Process Equipment. Butterworths Series
in Chemical Engineering. Department of Chemical and Petroleum Engineering,
University of Kansas.
Dirapikan. Cantumkan daftar pustaka dari buku yang dibaca sendiri, dari web yang merupakan sumber primer, dan tambahkan video dan tambahkan pula tautan. daftar pustaka gak boleh menjiplak
ReplyDelete